Sabtu, 26 Januari 2013

Gempa BUmi


Gempa BUmi


Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran (goncangan) yang terjadi karena pergerakan (bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi dan juga bisa dikarenakan adanya letusan gunung berapi. Gempa bumi sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Anatomi Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi , namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut.
Mengapa Terjadi Gempa Bumi
Gempa bumi yang hebat umumnya disebabkan oleh proses tektonik, yang terjadi karena pergerakan lempeng kerak bumi. Para ilmuwan berpendapat bahwa lempeng samudera yang mengapung pada lapisan yang bersifat padat tetapi sangat panas, mengalir secara perlahan, seperti cairan dengan viskositas (kekentalan) tinggi. Pada saat lempeng samudera menyusup ke bawah lempeng benua, terjadi gesekan yang menghambat proses penyusupan. Perlambatan gerak penyusupan menyebakan adanya akumulasi energi di zona subduksi dan zona patahan, akibatnya akan terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Apabila batas elastisitas batuan terlampaui akibat tekanan, tarikan, dan geseran, maka akan terjadi pensesaran batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba yang menyebar ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi atau gelombang seismik.
Pada zona patahan, getaran gempa bumi dapat terjadi akibat gerak relative naik yang disebut patahan (sesar) naik, gerak relative turun (patahan/sesar turun) dan gerak relative geser (patah/sesar geser).
Penyebab lain memungkinkan terjadinya gempabumi yaitu terjadi runtuhan pada atap-atap gua atau terowongan di daerah pertambangan. Gempa semacam ini disebut gempa runtuhan. Intensitas gempanya tidak begitu kuat dan hanya terasa di daerah sekitar runtuhan.
Intensitas
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya (Skala Richter) . Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.
Tipe Gempa Bumi
1. Gempa bumi tektonik

(Peta gempa Nias 2004 - 200)

a. Lempeng India-Australia bergerak 7 cm/tahun ke arah utara, masuk ke dalam kerak bumi hingga mendorong ujung lempeng Burma ke bawah. Dorongan itu menghasilkan pergeseran pada titik pertemuan antarlempeng, yang disebut “zona dorongan”
b. Mantel bumi
c. Lempeng Burma melepaskan tekanan yang didapatnya dari lempeng India menyebabkan gempa berkekuatan besar.

a. Lempeng India-Australia bergerak ke utara, masuk ke dalam kerak bumi hingga mendorong ujung lempeng Sunda ke bawah. Dorongan menghasilkan pergeseran pada titik pertemuan antarlempeng, yang disebut “zona dorongan”
b. Mantel bumi
c. Lempeng Sunda melepaskan tekanan yang didapatnya dari lempeng India menyebabkan gempa berkekuatan besar. (Tempo)
Gempa Tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan akhirnya bergerak. Teori dari “Tektonik Plate” menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Gempa Tektonik. Jadi gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik.
2. Gempa bumi gunung berapi (Gempa Bumi Vulkanik)

Sumber gambar :
Gempa Vulkanik jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa tektonik. Gempa vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Ketika gunung berapi meletus maka getaran dan goncangan letusannya bisa terasa sampai dengan sejauh 20 mil. Sejarah mencatat, di Indonesia pernah terjadi letusan gunung berapi yang sangat dahsyat pada tahun 1883 yaitu meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Jawa barat. Letusan ini menyebabkan goncangan dan bunyi yang terdengar sampai sejauh 5000 Km. Letusan tersebut juga menyebabkan adanya gelombang pasang “Tsunami” setinggi 36 meter dilautan dan letusan ini memakan korban jiwa sekitar 36.000 orang.
Oleh karena itu, untuk mengetahui aktivitas gunung berapi, manusia dengan akalnya telah berhasil membuat alat pengukur aktivitas gunung berapi dan juga alat pengukur besarnya gempa. Ukuran gempa ini dikenal dengan sebutan Richter, sama dengan nama orang yang membuat dan mengembangkannya yaitu Charles Richter.
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik. Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi.
Ketika magma bergerak ke permukaan gunung berapi , ia bergerak dan memecahkan batu-batuan serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pergunungan Cascade di barat Laut Pasifik, Jepang , Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung berapi seperti Hawaii .
Faktor-faktor Penyebab Gempa Bumi
Faktor yang pertama disebabkan karena bergeser dan terpisahnya lapisan-lapisan yang terdapat dalam kerak bumi. Yang kedua, karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Letusan yang dahsyat tersebut juga selain menyebabkan goncangan yang kuat juga sering menyebabkan adanya gelombang ombak yang sangat tinggi di lautan yang terkenal dengan nama gelombang “Tsunami”.
Jenis Gempa Bumi Dari faktor-faktor penyebab terjadinya, maka gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua. Pertama di sebutgempa “Tektonik“. Gempa Tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan akhirnya bergerak. Teori dari “Tektonik Plate” menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Gempa Tektonik.


Keterangan Gambar :
Gambar 1 (Paling Kiri) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang “L”
Gambar 2 (Kanan) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang “P”
Gambar 3 (Bawah) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang “S”
Gempa Vulkanik jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa tektonik. Gempa vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Ketika gunung berapi meletus maka getaran dan goncangan letusannya bisa terasa sampai dengan sejauh 20 mil. Sejarah mencatat, di Indonesia pernah terjadi letusan gunung berapi yang sangat dahsyat pada tahun 1883 yaitu meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Jawa barat. Letusan ini menyebabkan goncangan dan bunyi yang terdengar sampai sejauh 5000 Km. Letusan tersebut juga menyebabkan adanya gelombang pasang “Tsunami” setinggi 36 meter dilautan dan letusan ini memakan korban jiwa sekitar 36.000 orang.
Oleh karena itu, untuk mengetahui aktivitas gunung berapi, manusia dengan akalnya telah berhasil membuat alat pengukur aktivitas gunung berapi dan juga alat pengukur besarnya gempa. Ukuran gempa ini dikenal dengan sebutan Richter, sama dengan nama orang yang membuat dan mengembangkannya yaitu Charles Richter.
awan gempa
Awan Gempa
Awan gempa adalah awan yang diduga sebagai tanda akan terjadinya gempa bumi. Awan aneh ini bentuknya memanjang seperti asap yang ke luar dari pesawat.
Seorang ilmuwan India, Varahamihira (505 - 587) dalam bab 32 dari karyanya Brihat Samhita membahas beberapa tanda-tanda peringantan akan adanya gempa bumi, misalnya: kelakuan binatang-binantang yang tidak seperti biasanya, pengaruh astrologi, pergerakan bawah air tanah dan formasi awan yang aneh, yang muncul seminggu sebelum terjadinya gempa bumi.
Sejak tahun 1990 , seorang pensiunan ahli kimia di kalifornia , Zhonghao Shou , telah membuat lusinan prakiraan gempa bumi berdasarkan pola-pola awan hasil pencitraan oleh satelit . Tekanan dan gesekan dari tanah dapat menguapkan air jauh sebelum gempa bumi terjadi, pendapat Shou, dan awan yang terbentuk akibat mekanisme ini memiliki bentuk yang amat berbeda dengan awan-awan pada umumnya. Shou mengungkapkan, dari 36 awan yang diteliti, 29 terbukti menjadi awal pertanda gempa. Prediksinya yang paling terkenal adalah ketika dia mengamati awan berbentuk garis memanjang dengan ekor mengarah ke Barat Laut.
Sebagai teori alternatif, didukung oleh para penganut model listrik Semesta (Electric Universe), menyatakan bahwa beberapa gempa bumi kemungkinan memiliki karakteristik listrik, termasuk di dalamnya fenomena aural , radio dan gangguan VLF (Very Low Frequency).
Dewasa ini sebagai prakiraan gempa bumi, umumnya para ahli lebih mempercayai hasil dari alat-alat seismologi .
Persiapan menghadapi gempa bumi
Persiapan untuk Keadaan Darurat
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
* Lampu senter berikut baterai cadangannya
* Air minum
* Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya
* Makanan yang tahan lama seperti biskuit
* Sejumlah uang tunai
* Buku tabungan
* Korek api
* Lilin
* Helm
* Pakaian dalam
* Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat
4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film.
6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindariTsunami
Ketika Terjadi Gempa
1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah.
2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung.
3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio.
4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat.
5. Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala.
6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung.
7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.
Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21
6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsiSumatera BaratIndonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.
27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richterdi Asia Selatan, berpusat di KashmirPakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,3 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia.
26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iranberukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
1 Mei 2002 - Di utara Afghanistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang mati.
6 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.
25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
30 Mei 1998 - Di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
28 Juli 1976 - Tangshan, China, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribipada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.
1 September 1923 - Di YokohamaJepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
Daftar gempa bumi terdahsyat di dunia
Berikut adalah daftar gempa bumi terdahsyat di dunia sejak tahun 1900 :

Peristiwa terkait
Beberapa gempa yang terjadi antara tahun 1993 sampai 2006 dikaitkan dengan munculnya formasi awan ini sebagai tanda-tanda.Di Jepang tepatnya di Kobe , delapan hari sebelum terjadi gempa dahsyat pada tahun 1995 , ditandai dengan kemunculan awan seperti itu. Awan serupa juga muncul sehari sebelum terjadinya gempa di Kagoshima tahun 1993 . Bahkan gempa di Niigata tahun 2004 terjadi cuma empat jam setelah kemunculan awan aneh seperti itu. Hal yang sama juga terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006, awan seperti itu muncul beberapa saat sebelum terjadi gempa dahsyat.
China bahkan sudah membicarakan tanda alam tersebut tahun 1622, tepatnya 25 Oktober, di mana terjadi gempa besar 7 skala Richter di Guyuan, Provinsi Ningxia, China barat. Masyarakat China barat saat itu melihat ada awan aneh sebelum gempa, Tahun 1978, sehari sebelum gempa Kanto di Jepang, Wali Kota Kyoto Kagida melihat awan aneh. Ia mengaitkan gempa dengan awan tersebut. Fenomena itu lalu disebut Kagida Cloud atau Awan Kagida, yang memperkirakan sumber gempa di titik paling tengah awan gempa. Namun, tahun 1985 pendapatnya dibantah. Sumber gempa diduga di titik terus terjadinya pembentukan awan. Satelit IndoEx memperlihatkan rekaman-rekaman fenomena gempa diiringi awan. Pada 20 Desember 2003, langit sekitar Bam, Iran, muncul awan memanjang. Empat hari kemudian terjadi gempa 6,8 SR. Pada 17 Januari 1994 muncul awan seperti asap roket di sekitar Northride, Amerika Serikat. Sehari kemudian terjadi gempa. Pada 13 Februari 1994 muncul awan berbentuk gelombang di Northride dan 20 Maret 1994 ada gempa besar. Pada 31 Agustus 1994 ada awan bentuk bulu ayam di Northern California, Amerika Serikat. Pada 1 September 1994 terjadi gempa di daerah itu. Awan seperti sinar terjadi di kawasan Joshua Tree, Amerika Serikat, 22 Juli 1996, dan 23 hari kemudian terjadi gempa.
Kontroversi
Fenomena alam ini walaupun telah diamati oleh Shou akan tetapi belum dapat diterima secara alamiah karena kurangnya aspek-aspek fisis yang mendukungnya. Beberapa pendapat menyatakan bahwa hal tersebut hanyalah merupakan kebetulan, sedangkan sumber lain menganjurkan agar hal ini ditelaah lebih lanjut.
Titik Gempa di Wilayah Indonesia

Peta Gempa di wilayah Jateng dan DIY yang Terjadi tanggal 27 Mei 2006

Gempa Yang Terjadi di Wilayah Indonesia Selama Tahun 2005
4 Januari
Waktu Gempa : 17:10:55,2 WIB Episenter : 2.34 LU-99.18 BT Kedalaman : 15 km Magnitude : 4.2 SR Di darat +/- 22 km Timur Laut Tarutung.
21 Januari
Waktu Gempat 15:36:28.3 WIB Epicenter : 0.28 LU - 95.78 BT Kedalaman 43 km Magnitude: 5.0 SR. Pusat gempa di laut +/- 222 km Barat Daya Gunung Sitoli.
24 Januari
Waktu : 04.30 WITMagnitude : 6,2 pada skala richterEpicenter : 1,3 Lintang Selatan, 119,99 Bujur TimurKedalaman : 30 kilometer di bawah daratanPusat gempa sekitar 16 kilometer arah tenggara Kota Palu, sekitar Kecamatan Biro Maru dan Kecamatan Dolok, Kabupaten Donggala.
25 Januari
Waktu : 15.54 WIBMagnitude : 5,2 Skala RichterGempa yang terjadi sekitar 460 kilometer dari Medan ini sempat membuat warga panik dan berkumpul di jalan untuk menghindari tertimpa runtuhan bangunan.
1 Februari
Magnitude : 4,2 pada skala RichterWaktu : 05.01 WIB Epicenter : 5,13 Lintang Selatan dan 104,4 Bujur TimurKedalaman : 10 kilometerPosisinya berada kurang lebih 177 kilometer barat laut Bandar Lampung.
2 Februari
Magnitude : 5,2 pada skala RichterWaktu : 12.55 WIBEpicenter : 7,41 derajat lintang selatan dan 107,4 derajat bujur timur.Pusat gempa di sekitar Desa Cimari, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut.
2 Februari
Waktu : 17.20 WITAMagnitude : 4,2 Skala RichterKedalaman : 30 kilometerPusat gempa 40 kilometer arah tenggara Kota Palu, diperkirakan di sekitar Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala.
5 Februari
Waktu : 20.30 WITA Magnitude : 6,9 pada Skala RichterEpicenter : 6,4 Lintang Utara dan 122,5 Bujur TimurKedalaman : 350 kilometerPusat gempa di Kepulauan Mindanao Barat, Filipina. Gempa terasa cukup keras di Manado dan Tahuna, Sulawesi Utara.
13 Februari
Waktu : 08.22 WIB dan 09.00 WIBMagnitude : 5,7 dan 5,4 Skala RitcherKedalaman : 30 kilometer arah barat daya Banda Aceh19 FebruariMagnitude : 6,0 Skala Richter (SR)Waktu : 08:04 WITAKedalaman : 33 kmEpicenter : 5,99 lintang selatan (LS) - 122,34 Bujur Timur (BT)Pusat Gempa 71 Km Barat Daya Kota Baubau.
2 Maret
Waktu : 18.50 WITAMagnitude : 6,5-7,5 skala Richter atau 3-4 MMIPusat gempa diperkirakan di bagian utara Kota Kupang tepatnya di Laut Banda.
2 Maret
Waktu : 9.46 WITAMagnitude : 4,4 pada skala richterEpicenter : 8.35 LS dan 115.71 BTKedalaman : 16 kmPusat gempa sekitar 40 kilometer timur laut Amlapura, menyebabkan ratusan warga di sejumlah desa di Karangasem Bali panik.
2 Maret
Waktu : 19.42 WITEpicenter : 7,32 derajat lintang selatan dan 130,02 derajat bujur timurMagnitude : 6,5 pada skala RichterKedalaman : 320 kilometer dari dasar lautPusat gempa sekitar 100 kilometer lebih arah barat Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
19 Maret
Waktu : 10.00 WIBMagnitude : 5,4 pada skala RichterPusat gempa sekitar 183,6 km di laut arah barat daya Banda Aceh.
28 Maret
Waktu : 23.09 WIBMagnitude : 8,7 pada skala Richter Epicenter : 2,1 derajat Lintang Utara dan 97 derajat Bujur TimurKedalaman : 33 kilometerPusat gempa di antara Pulau Nias (Sumatera Utara) dan Pulau Simeulue (Nanggroe Aceh Darussalam). (Tempo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar